SUMBARKITA.ID — Meski masih sebatas wacana, rupanya usulan transformasi Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) menjadi Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) mulai ditentang sebagian kalangan. Ade Armando misalnya, menilai usulan pembentukan DIM merupakan salah satu cara untuk melakukan pembangkangan terhadap pemererintah pusat.
Menurut dosen Universitas Indonesia tersebut gagasan DIM pernah mencuat beberapa tahun lalu, dan kembali mencuat saat ini sebagai respons dari SKB3 Menteri yang dikeluarkan pemerintah pusat terkait polemik jilbab di SMKN 2 Padang.
Tak hanya itu, Ade menduga latar belakang usulan DIM ini berasal dari kalangan Islam radikal Sumbar yang ingin menjadikan provinsi tersebut seperti Aceh.
“Untuk tidak tunduk pada peraturan pusat itu ialah dengan menjadikan Sumbar daerah istimewa. Maka agaknya kaum islamis radikal di Sumbar percaya bahwa DIM adalah jalan satu-satunya,” sebut Ade di kanal YouTube CokroTV, seperti dilihat Selasa (23/3/2021).
Ade lantas mempertanyakan, mengapa yang diusulkan Daerah Istimewa Minangkabau bukan Daerah Istimewa Sumatera Barat.
“Karena intinya ada sebuah narasi besar etnis Minangkabau Bersendikan Syara’, Syara’ Bersendikan Kitabullah,” lanjut Ade.
Ade yang mengaku sebagai orang Minang ini kemudian menduga ada rangkaian keinginan kaum Islam radikal tersebut yang berujung terbentuknya Provinsi Islam.
“Itu indikator yang saya yakin menjelaskan Sumbar perlahan dijadikan Provinsi Islam dan mereka saya rasa melihat betapa idealnya Aceh bisa menerapkan syariah Islam walaupun Sumbar tidak akan sejauh itu sampai ada sampai ke hukum rajam,” tuturnya.
“Saya yakin Sumbar (Islam Radikal) membayangkan itu, mereka yang sedang memperjuangkan DIM memang di kepalanya ingin mengislamkan Sumbar. Satu-satu jalan untuk membenarkan itu seandainya daerah itu bernama DIM yang berlandaskan diri pada syariah dan kitabullah,” jelasnya.
Jika memang benar usulan pembentukan DIM untuk menerapkan syariah Islam, maka menurut Ade, itu akan menjadi ancaman besar bagi Indonesia. (Ag/sk)
KOMENTAR