SUMBARKITA.ID — Eks pengurus Front Pembela Islam (FPI), Munarman, emoh menanggapi kecurigaan Denny Siregar, yang mencurigainya sebagai pemimpin kelompok ISIS di Indonesia.
“Ngapain saya nanggapin buzzer bayaran,” ujarnya dilansir Indozone.id, Kamis (4/2/2021).
Munarman kemudian membagikan berita yang berisi soal bantahan mantan Sekretaris FPI Sulawesi Selatan (Sulsel) Agus Salim Syam, terkait narasi yang menyebutkan bahwa puluhan tersangka teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar yang dibawa ke Jakarta oleh polisi.
Menurut Agus Salim dalam berita itu, tidak benar bahwa mereka anggota FPI. Agus juga menegaskan kalau FPI tidak pernah berbaiat ke ISIS dan hal itu sudah pernah ditegaskan sejak tahun 2015.
Sebelumnya, Denny Siregar menulis beberapa cuitan yang mengaitkan penangkapan puluhan teroris dari Makassar dengan FPI dan salah satu pentolannya, Munarman.
Salah satunya, Denny membagikan video seorang pemuda yang jadi salah satu dari 19 orang itu, yang mengaku pernah dibaiat dan dihadiri oleh pentolan FPI, Munarman.
“Saya dibaiat dihadiri oleh Munarman selaku pengurus FPI pusat pada saat itu,” kata pemuda itu.
Pemuda itu mengaku, yang membaiatnya adalah Ustaz Fauzan dan Ustaz Basri.
“Ustaz Fauzan dan Ustaz Basri yang memimpin baiat pada saat itu. Dan sesudah baiat, saya pernah mengikuti taklim rutin FPI di Jalan Sungilimboto sebanyak 3 kali. Yang mengisi acara pada saat itu Ustaz Agus, dan Abdurrahman selaku panglima pemimpin FPI Makassar,” katanya.
Atas pengakuan pemuda itu, Denny pun mencurigai kalau Munarman adalah pemimpin ISIS di Indonesia.
“Berarti Munarman adalah pemimpin tertinggi ISIS di Indonesia?” katanya.
Adapun 19 tersangka itu dibawa dari Makassar ke Jakarta. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, mereka langsung dijemput oleh tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri.
“Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar,” kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono, dalam konferensi pers di Bandara Soetta, Tangerang, Banten.
Brigjen Rusdi mengatakan teroris-teroris tersebut dibagi menjadi dua wilayah. Sebanyak tujuh terduga teroris ditangkap dari wilayah Gorontalo dan sisanya dari wilayah Makassar.
“Ini merupakan kelompok JAD berafiliasi dengan ISIS,” beber Rusdi.
Lebih jauh Rusdi mengatakan puluhan terduga teroris itu di bawa ke Cikeas, Bogor. Terduga teroris tersebut akan dilakukan pengembangan lebih jauh.
Menurutnya, para teroris ini memiliki agenda yang bisa mengganggu stabilitas serta keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka juga biasanya melakukan aksi bom bunuh diri.
Lebih lanjut kata Rusdi, salah satu dari 19 tersangka teroris ini merupakan anak pasangan dari Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani.
Untuk diketahui, Rullie Rian Zeke dan Ulfah Handayani merupakan pelaku bom bunuh diri di Katedral Our Lady of Mount Carmel, Pulau Jolo, Filipina Selatan. (sk/indozone)