SUMBARKITA.ID — Anies Rasyid Baswedan resmi dicalonkan Partai Nasional Demokrat sebagai bakal calon presiden dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029. Anies yang meninggalkan pemerintahan Jakarta pada September lalu mencatatkan sejumlah catatan positif maupun negatif di bidang ekonomi selama memimpin ibu kota.
Anies memimpin Jakarta selama kurun waktu Oktober 2017 hingga September 2022. Pada periode sebelum pandemi, Anies mampu membawa ekonomi ibu kota tumbuh jauh di atas ekonomi nasional.
Pada 2017, ekonomi Jakarta tumbuh 6,2% sementara ekonomi nasional hanya tercatat 5,07%.
Produk Domestik Bruto (PDB) Jakarta yang mengandalkan sektor perdagangan dan jasa tumbuh 6,11% pada 2018, di atas pertumbuhan PDB nasional yang tercatat 5,17%.
Ekonomi Jakarta terkontraksi sebesar 2,36% pada 2020 sebagai dampak penyebaran Covid-19 dan pembatasan mobilitas warga. Jakarta yang menjadi episentrum penyebaran Covid-19 gelombang I, ekonominya hancur lebur. Kontraksi besar pada 2020 juga jauh lebih besar dibandingkan ekonomi nasional yang tercatat 2,07%.
Ekonomi Jakarta tumbuh 3,56% pada 2021 sejalan dengan perbaikan penanganan Covid-19 dan pelonggaran mobilitas. Namun, ekonomi Jakarta tumbuh di bawah PDB nasional yang tercatat 3,69%.
Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi yang mulai membaik, tingkat kemiskinan Jakarta masih tinggi hingga Maret 2022. Pada Maret 2018, kemiskinan di Jakarta hanya tercatat 3,57%. Angka tersebut jauh di bawah rata-rata nasional yang tercatat 9,82%.
Angka kemiskinan sempat turun ke 3,42% pada periode September 2019 atau sebelum pandemi. Tingkat kemiskinan di Jakarta melaju kencang saat pandemi menjadi 4,72% per Maret 2021 dan sedikit melandai ke 4,69% per Maret 2022.