SUMBARKITA.ID — Dua kerumunan besar di Jawa Tengah belum berimbas pada pencopotan Kapolda Jateng hingga kini. Beda dengan pencopotan Kapolda Metro. FPI pun mempertanyakan itu.
Melalui akun Twitter Front Pembela Islam, @kabar_fpi, Senin (30/11) mempertanyakan kasus kerumunan massa di acara Kliwonan Habib Luthfi bin Yahya di Pekalongan, dan acara Banser di Banyumas.
Kedua kasus kerumunan yang melibatkan ribuan orang ini tak terdengar sama sekali diproses polisi.
Apalagi pencopotan Kapolda Jateng atau pemanggilan Gubernur Jawa Tengah oleh Polda Jateng.
“Sudahlah. Nanti merembet kalau Kapolda Banten dicopot. Nanti masyarakat minta Kapolda Jateng dicopot juga dimana adanya Kliwonan Maulana Habib Luthfi di Pekalongan,” jelas Twitter Front Pembela Islam, @kabar_fpi, Senin (30/11).
“Belum lagi Banser gelar peringatan Hari Pahlawan dengan mengerahkan 10 ribu pasukannya di Banyumas,” tegas FPI dalam cuitannya.
“HRS aja Ha Er Eeess,” sindir akun Twitter Front Pembela Islam, @kabar_fpi, Senin (30/11).
Seperti diketahui, Kliwonan Habib Luthfi bin Yahya atau Wantimpres Jokowi di Pekalongan, Jawa Tengah, 16 Oktober 2020 lalu, dihadiri ribuan orang.
Tak terlihat jaga jarak dan pakai masker dalam acara itu.
Video ini diunggah di You Tube oleh akun MT Darul Hasyimi Jogja. Video ini berdurasi 2 jam 36 menit. Video ini dibuatkan judul Kliwonan 16 Oktober 2020.
Hingga Selasa (17/11/2020), video ini sudah ditonton 30.367 orang atau views.
Sementara Banser menggelar parade dalam rangka Hari Pahlawan 10 November di Banyumas, Jawa Tengah.
Sebanyak 9.999 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Banyumas melakukan longmarc di tengah guyuran hujan deras dengan membentangkan bendera merah putih sepanjang 1.000 meter atau satu kilometer.
Kegiatan itu dilakukan pada Minggu (15/11/2020). Kegiatan bertajuk Parade Merah Putih digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan. (sk/pojoksatu)
KOMENTAR