SUMBARKITA.ID — Politikus senior Amien Rais mengaitkan antara kebakaran di gedung utama Kejaksaan Agung (Kejagung) dengan kebakaran yang pernah terjadi di Bank Indonesia (BI). Amien menilai kedua peristiwa tersebut sama-sama beraroma skandal. Berikut adalah catatan mengenai kebakaran di BI, 23 tahun silam.
Dilansir Majalah Teknik Sipil dan Ilmiah Populer ‘Clapeyron’ terbitan Teknik Sipil UGM, pada Januari 1999, diakses dari situs Sibima Konstruksi Pekerjaan Umum (PU), Rabu (26/8/2020), ada sekelumit catatan mengenai kebakaran yang disebut-sebut Amien Rais terkait skandal Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) itu.
Pada 8 Desember 1997, para pekerja sedang menggarap penyelesaian (finishing) di lantai 23, 24, dan 25, Menara A Gedung Bank Indonesia (BI). Gedung ini memang sedianya menjadi menara kembar BI.
Saat pekerjaan finishing berlangsung, api berkobar di Menara A, Gedung BI. Kebakaran berlangsung selama 5 jam. Peristiwa ini menyisakan trauma. Sebanyak 15 orang tewas terpanggang di lift gedung setinggi 25 lantai itu.
Dalam laporan utama ‘Clapeyron’, gedung itu disebut belum dipakai untuk kegiatan operasional BI. Sempat beredar isu, gedung itu sengaja dibakar. Namun demikian, pihak pemadam kebakaran menganggap kebakaran itu disebabkan oleh sistem pemadaman gedung yang tidak berjalan dengan baik.
Ada teori konspirasi yang beredar, kebakaran itu disengaja untuk menghilangkan dokumen penting dalam pengusutan skandal BLBI. Salah satu yang menyampaikan kembali persepsi seperti itu adalah Kwik Kian Gie, mantan Menko Ekonomi Keuangan dan Industri era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Kwik menuliskan di blog pribadinya.
“Beberapa waktu kemudian ada yang berpikir bahwa BI menerima satu lembar copy dari semua transaksi. Maka gedung BI dan ruang yang menyimpan dokumen-dokumen tersebut terbakar. Setelah itu saya membaca di surat kabar bahwa POLRI menyimpulkan tidak mustahil kebakaran itu bukan kecelakaan, tetapi dibakar. Semua ini termuat di koran,” tulis Kwik, seperti dilansir detikcom dari situs Kwik Kian Gie.
BLBI adalah skema pinjaman yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat krisis moneter pada 1998. Proses menuju ke dana talangan itu sudah dibahas sejak 1997. Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada Desember 1998, BI menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank.
Kejaksaan Agung saat dipimpin MA Rachman menerbitkan SP3 (surat perintah penghentian penyidikan) terhadap 10 tersangka kasus BLBI pada 2004. Hasil audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) menyebutkan Rp 138,4 triliun, dari Rp 147,7 triliun dana BLBI yang dikucurkan kepada 48 bank umum nasional, dinyatakan merugikan keuangan negara. Penggunaan dana-dana tersebut kurang jelas.
Kebakaran di Lantai 23,24, dan 25 Menara A Gedung BI pada 8 Desember 1997 itulah yang diungkit oleh Amien Rais. Mantan Ketua MPR itu beropini kebakaran kala itu berkaitan dengan skandal BLBI. Teori konspirasi itu digunakannya untuk memperkuat dugaan bahwa kebakaran di Gedung Utama Kejagung pada 22 Agustus kemarin juga dilatarbelakangi skandal kasus tertentu. Namun Amien menyebut ‘kalau tidak salah’ kebakaran di BI itu terjadi di lantai 6.
“Yang kemudian mengingatkan kebakaran yang terjadi di Gedung BI, bank sentral Indonesia, Bank Indonesia lantai 6 kalau tidak salah, di mana disimpan seluruh berkas-berkas tentang skandal BLBI kemudian hilang. Dan setelah itu ada yang mengatakan demi hukum BLBI sudah selesai, kan sudah tidak ada lagi data-data skandal itu,” kata Amien mengawali penjelasannya di video di akun Instagramnya. (*/Detikcom)