SUMBARKITA.ID — Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menegaskan bahwa tren kematian pada usia produktif tak terlepas dari kenaikan kasus pada usia tersebut.
“Varian delta menyebar di 132 negara telah menyebabkan kenaikan kasus sebanyak 80% selama 4 minggu terakhir. Secara fakta, kematian bisa meningkatkan peluang jika terlambat dirujuk,” ujarnya di Jakarta, kamis (5/8/2021).
Wiku menambahkan, sebagaimana pesan WHO bahwa melawan Covid-19 haris dilakukan seperti melawan sulutan api. Maksudnya, perlu mengetahui di mana titik api berasal. Menekan penularan harus tahu sumber penularan dengan cara testing.
“Testing menjadi prioritas karena fungsinya menekan transfusi. mencegah penyakit dan melindungi ketahanan dengan catatan perawatan, karantina,” imbuhnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Data Dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan angka kematian terlihat bukan dari kelompok rentan bukan usia 60 tahun ke atas. Dewi membuat hitungan perbandingan berdasarkan kematian pada Juni dan Juli.
“Usia 46-59 tahun, yang awalnya total kematian 2.500 orang menjadi 13.000 orang, naik lima kali lipat atau 437%,” ujarnya.
Kelompok usia kedua yang mencatat angka kematian tertinggi adalah usia 31 sampai 45 tahun yang awalnya secara total (Juni) 964 kematian naik menjadi 5.159 alias naik 435%.
Menurut dia, usia 60 tahun ke atas juga masih tinggi, namun kenaikannya tercatat tiga kali lipat. Yang artinya kenaikan kematian tertinggi dari usia tetap berada di rentang usia 31 sampai 45 tahun dan 46 sampai 59 tahun.
“Juli banyak kematian usia lebih muda di bawah 60 tahun. Hati-hati siapapun juga karena ada kenaikan kematian signifikan,” pungkasnya dilansir CNBC. (*/sk)