SUMBARKITA.ID — Di Australia, ikan mas dianggap sebagai hama. Padahal di Indonesia ikan mas justru dibudidayakan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan bahwa ikan mas memang ikan pengganggu alias invasif.
“Ikan mas aslinya dari China. Di Australia termasuk jenis pendatang atau introduce. Memang di Australia sudah termasuk kategori invasif atau pengganggu. Berbeda dengan di Indonesia. Walaupun jenis pendatang, ikan mas justru dimanfaatkan dan dibudidayakan secara luas,” kata peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Haryono dilansir detikcom, Sabtu (27/3/2021).
Haryono mengatakan ikan mas sudah masuk kategori pengganggu secara global.
“Secara global, dalam laman GISD (Global Invasive Species Database), ikan mas sudah dikategorikan jenis invasive atau pengganggu,” ungkapnya.
Dia mengatakan ikan mas juga sudah sangat mengganggu di Sulawesi hingga Papua. Ikan mas mengganggu ikan asli di kawasan tersebut.
Di Sulawesi dan Papua juga sudah termasuk mengganggu ikan asli. “Di Papua, pada Danau Ayamaru, juga terindikasi telah mengganggu ikan pelangi, endemi danau tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, seperti dilansir ABC Australia, Rabu (24/3/2021) sebuah penelitian di Australia menemukan, sebanyak 360 juta ekor ikan mas tinggal di saluran air Australia di tahun yang ‘basah’ ini.
Sementara itu, di ‘tahun biasa’, jumlah ikan mas bisa turun hingga 200 juta. Data itu menurut ilmuwan yang terlibat dalam penyusunan Rencana Pengendalian Ikan Mas Nasional di Australia.
Kepala ilmuwan Institut Arthur Rylah Bidang Penelitian Lingkungan, Jarod Lyon, mengatakan 96 persen ikan mas yang teridentifikasi ditemukan di daerah pantai timur Australia.
Menurutnya, di beberapa lahan basah, jumlah ikannya bisa mencapai 1.000 kg per hektare, yang dampaknya jauh melebihi dari apa yang selama ini kita ketahui.
Dr Lyon mengatakan beberapa titik yang diteliti meliputi lahan basah di Victoria, dataran banjir di ‘Lower Murray-Darling’ Australia Selatan, dan daerah tangkapan air Sungai Lachlan.
Ikan mas yang dikenal dengan nama ‘common carp’ (Cyprinus carpio) di Australia terkenal sebagai ikan pemakan lumpur dan perusak kualitas air.
Dr Lyon mengatakan ikan tersebut mengancam keanekaragaman hayati di Australia. (sk/detik)