SUMBARKITA.ID — Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menilai Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut bukan seorang yang revolusioner sebagai Menteri Agama.
menurutnya, Gus Yaqut masih terjebak dalam permainan lama, yaitu sebatas menggoreng isu radikal dan terorisme.
Menteri Agama baru masih jualan isu radikal, intoleran, dan terorisme. Bukan seorang revolusioner,” ujar Syahrial Nasution dalam akun Twitter pintar, Minggu (27/12/2020).
Seharusnya, kata Syahrial, Gus Yaqut membuat gebrakan dengan menjadikan Kemenag sebagai sarana mempersatukan umat.
Salah satu contoh adalah memobilisasi ide kelompok umat beragama menghadapi Covid-19. Dengan begitu, toleransi yang ada bisa bermanfaat untuk Indonesia.
“Maaf, yang belum mempelajari persatuan bangsa ini ke depan,” tutupnya.
Seperti diketahui, pidato pertama Gus Yaqut di depan publik setelah dipilih Presiden Jokowi jadi Menag adalah mengenai beberapa hal. Gus Yaqut, sapaan Yaqut, bercita-cita menjadikan agama sebagai inspirasi, bukan alat untuk melawan pemerintah.
“Alhamdulillah, innalillahi wa innailaihi rajiun. Bapak ibu sekalian, ketika pertama kali saya mendapatkan berita bahwa saya harus menerima amanah sebagai salah satu pembantu Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, di kabinet ini sebagai Menteri Agama, tentu yang saya rasakan adalah kaget,” kata Yaqut dalam yang tertera di YouTube Setpres , Selasa (22/12/2020).
Gus Yaqut mengaku dalam mimpi yang paling liarnya, tidak pernah membayangkan menjadi Menteri Agama.
Tetapi, kata Ketum GP Ansor itu, dia akan mewakafkan seluruh hidupnya untuk tugas dan amanah yang sudah diberikan ini.
Dia mengaku akan melakukan apa yang paling baik untuk bangsa dan negara ini sebagai Menag. Di sini dia menekankan bahwa agama tak boleh dijadikan alat untuk berpolitik. (sk/rmol)