Kepala Puskesmas Mojowarno Ainun Zubaidah menjelaskan sebelum disuntik Vaksin Sinovac dosis pertama pada Rabu (22/12), Naura sudah menjalani skrining. Bungsu dari 4 bersaudara, putri pasangan Joko (46) dan Marwatun (42) itu dalam kondisi sehat.
“Tidak punya riwayat penyakit, kondisinya sehat, tidak panas, tidak sedang batuk pilek, riwayat alergi tidak ada, riwayat biduren tidak ada,” jelasnya.
Menurut Ainun, Naura sempat masuk sekolah pada Kamis (23/12). Malam harinya, Naura meriang. Meski begitu, Naura kembali masuk sekolah pada Jumat (24/12). Karena saat itu, ada kegiatan olahraga yang ia sukai.
“Pulang sekolah dia panas tinggi dan muntah, keluar ruam merah sekujur tubuh seperti biduran. Sabtu (25/12) pagi dia berobat ke bidan swasta dan pengobatan alternatif, seperti orang pintar. Kemudian Selasa (28/12) sudah tidak muntah, hanya nyeri perut, tapi ruamnya tidak berkurang,” ujarnya.
Karena tak kunjung membaik, kata Ainun, Naura dibawa orang tuanya berobat ke Puskesmas Mojowarno pada Selasa (28/12) sekitar pukul 18.50 WIB. Malam itu juga sekitar pukul 19.00 WIB, pihaknya merujuk Naura ke RSUD Jombang.
“Naura datang dengan keluhan mual, panas, kemudian sekujur badannya merah-merah. Kemudian kami evaluasi, kami telepon RSUD, dirujuk ke RSUD,” tuturnya.
Di rumah sakit pelat merah itulah Naura menghembuskan napas terakhirnya setelah opname tiga hari. Ainun menambahkan, apa yang dialami Naura setelah vaksinasi COVID-19 merupakan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
Namun, ia tidak bisa memastikan sakit yang diderita Naura sampai meninggal dunia dampak dari vaksin.